BudayaNegriKita.blogspot.com
Copyright © 2010. All rights reserved.

Jumat, 17 Desember 2010

Tari Saman, Tari Suku Gayo Dari Aceh

Tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Salah satunya, pada komposisi gerak berkelompok yang menciptakan irama gerak magic serta kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan.
Tarian yang kini lazim dikenal dengan sebutan Dance of a Thousand Hands itu memang sungguh memukau. Terutama karena kekompakan massal para penari menggoyang tubuh dan kepala secara serentak atau silang-menyilang. Juga dengan iringan suara musik tubuh lewat tepuk tangan, berselang-seling dengan tepukan di dada dan paha para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis.

Pada puncaknya, semua dilakukan dengan gerakan sangat cepat dalam posisi duduk berlutut atau tegak bertumpu pada lutut. Diselingi dengan semacam masa jeda, para penari kembali bergerak sangat energik. Syair-syair yang diucapkan selama pertunjukan pun serasa turut membangkitkan semangat penonton yang tak paham bahasa Gayo sekalipun.

Tari Saman tidak memiliki musik pengiring. Sebagai gantinya, iringan diperoleh dari tepuk tangan, tepukan tangan ke dada, dan gesekan ibu jari dan jari tengah.

Karena tidak ada musik yang mengiringi, syair yang didendangkan oleh penari memegang peranan penting dalam membangun dinamika. Cara menyanyikan syair pun ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut.

1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.



Sejarah Tari Saman

Sekitar pada abad XIV Masehi oleh seorang Ulama bernama Syekh Saman yang berasal dari dataran tinggi Gayo - Aceh menciptakan dan mengembangkan tarian ini.Pada awalnya tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Kemudian berkembang dengan ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Tari saman merupakan salah satu media untuk penyampaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk acar-acara tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

Sampai sekarang tari ini lebih sering di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun sampai ke manca negara.

Kamis, 16 Desember 2010

Angin Sepoi-Sepoi Di Pantai Kenjeran

Pantai Kenjeran

Pantai kenjeran, sebuah pantai yang berada di sebelah timur kota Surabaya, Jawa Timur Indonesia. pantai ini memanjang dari utara ke selatan, sekitar 10 kilometer. Kenjeran sering disebut orang sebagai pantai yang menyimpan banyak keindahan dan kenangan bagi sebagian orang yang pernah mengunjungi pantai ini. Ombaknya yang tenang, dangkal dan berangin menjadikan tempat ini diminati banyak pengunjung, apalagi jika berkunjung dengan kekasih yang kita cintai (Pengalaman Pribadi ** hehe).

Di sana anda bisa mengunjungi dua objek wisata popular, Taman Hiburan Pantai Kenjeran dan Pantai Ria Kenjeran ( Kenjeran Park). Untuk masuk ke dalam obyek wisata ini pihak pengelola memasang tarif bagi para pengunjung, tiap pengunjung dikenai tiket Rp 2.000.

Selain dapat menikmati keindahan pantai kita juga bisa berenang disana tentunya, tapiiiii dikolam renang ya sob,  karena pantai kenjeran juga menyediakan kolam untuk berenang bagi para pengunjung, selain itu juga terdapat kolam untuk memancing serta tempat bermain bagi anak-anak

Oh iya yang tak kalah seru ni pemandangan pada malam hari, yaitu pemandangan jembatan suramadu, jembatan sepanjang 5.438 meter tersebut adalah jembatan yang menghubungkan antara pulau jawa dengan pulau madura. Setelah anda mengunjungi pantai ini jangan lupa akan satu hal "Wisata Kuliner Lontong Kupang", jangan lupa untuk mencicipi makanan yang satu ini.



Selasa, 14 Desember 2010

Pulau Gili Trawangan, Lombok


Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau atau gili (Kepulauan Gili) yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Diantara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam; kedai Tîr na Nôg mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar Irlandia-nya. Bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini.

Trawangan punya nuansa "pesta" lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat dimana para wisatawan bisa belajar berkuda mengelilingi pulau.

Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke- dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.

Gili Trawangan adalah Pulau terbesar dari ketiga pulau, yang lebih dikenal dengan “ Party Island “ mayoritas tourist yang datang anak-anak muda, Mayoritas resort (akomodasi) berada disisi sebelah timur pulau, dengan harga berkisar antara € 5 sampai € 78. setelah diving anda bisa having fun setiap malam di salah satu party organizer, atau relax bersama-sama dengan diver-diver yang lain.


Sejarah

Dahulunya pulau ini pernah dijadikan tempat pembuangan narapidana. Pada waktu itu karena semua penjara sedang penuh, Raja yang waktu itu berkuasa membuang 350 orang pemberontak Sasak ke pulau ini. Baru sekitar tahun 1970-an pulau ini dikunjungi penduduk dari Sulawesi yang kemudian menetap di sini.

Sejarah dan Asal Usul Ludruk


Apakah anda tahu, dari mana asal kata Ludruk itu. Ternyata, sampai sekarang belum ada kesimpulan yang pasti.

Pernah ada diskusi tentang sejarah Ludruk yang diselenggarakan para seniman Surabaya di tahun 2002. Kesimpulan diskusi itupun tidak pernah tegas mengatakan asal-usul Ludruk itu. Pokoknya, Ludruk adalah seni budaya yang sudah berkembang dan membudaya di Surabaya dan Jawa Timur.

“Lho, siapa bilang tidak ada kata asal dari Ludruk!”, ujar Cak Markaban, tokoh Ludruk Triprasetya RRI Surabaya. “Ludruk itu berasal dari kata gela-gelo dan gedrak-gedruk. Jadi yang membawakan ludrukan itu, kepalanya menggeleng-geleng (gela-gelo) dan kakinya gedrak-gedruk menghentak lantai seperti penari Ngremo. Ya, itulah Ludruk, kata Cak Markaban dengan serius, tetapi yang mendengarkan terpingkal-pingkal.

“Oh, oh, bukan demikian”, sahut Cak Kibat, tokoh Ludruk Besutan yang hadir pada diskusi itu. “Ludruk itu asalnya molo-molo lan gedrak-gedruk. Artinya seorang peludruk itu mulutnya bicara dengan kidungan dan kakinya menghentak lantai – gedrak-gedruk”, jelasnya.

Oke-oke, kalau begitu hampir sama, ujar Bawong dari DKS (Dewan Kesenian Surabaya) yang membuat kesimpulan dengan suara agak lantang.

Ludruk itu, kata Eddy Samson, yang dikutip Dukut Imam Widodo pada bukunya Soerabaia Tempo Doeloe, halaman 100, berasal dari bahasa Belanda.

Dulu, tatkala menonton drama tradisional ini banyak anak-anak Belanda muda Indo – tentunya mereka itu teman-teman bapak atau kakek dari Eddy Samson yang juga Indo – yang senang menonton. Mereka menyukainya. Kepada teman-teman yang akan diajak nonton dikatakan: “Mari kita leuk en druk. Kalau bahasa gaul sekarang: mari kita tida ferdoeli, yang penting enjoy, happy-happy sambil nonton pertunjukan yang lucunya luar biasa ini”, begitu kira-kira maksudnya. Atau bahasa gaul anak musa kita menikmati dugem (dunia yang gemerlapan) atau (dunia gembira)..

Nah, ini dia, kalau demikian halnya, kesenian itu sudah ada sebelumnya, tetapi belum punya nama “baku”. Lalu lahirlah ucapan bahasa Belanda “Leuk en Druk” itu. Lama kelamaan, leuk en druk diadopsi menjadi bahasa sini, yaitu Ludruk. Ah, wallauhualam bisssawaaab!

Yang jelas, dalam praktiknya, ludruk adalah membuat orang tertawa, senang dan kalaupun tersindir tidak boleh marah. Hati boleh panas, kepala tetap dingin. Tidak seperti Nippon yang menyiksa Cak Durasim.

Sekilas Kesenian Ludruk Di Indonesia


Pada tahun 1994 , group ludruk keliling tinggal 14 group saja. Mereka main di desa desa yang belum mempunyai listrik dengan tarif Rp 350. Group ini didukung oleh 50 . 60 orang pemain. Penghasilan mereka sangat minim yaitu : Rp 1500 s/d 2500 per malam. Bila pertunjukan sepi, terpaksa mengambil uang kas untuk bisa makan di desa.

Sewaktu James L Peacok (1963-1964) mengadakan penelitian ludruk di Surabaya tercatat sebanyak 594 group. Menurut Depdikbud propinsi jatim, sesudah tahun 1980 meningkat menjadi 789 group (84/85), 771 group (85/86), 621 group (86/87) dan 525 (8788). Suwito HS, seniman ludruk asal Malang mengatakan tidak lebih dari 500 group karena banyak anggota group yang memiliki keanggotaan sampai lima group.

Hasil penelitian Suripan Sadi Hutomo, menurut kamus javanansch Nederduitssch Woordenboekv karya Gencke dan T Roorda (1847), Ludruk artinya Grappermaker (badutan). Sumber lain menyatakan ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak di dalam karya WJS Poerwadarminta, Bpe Sastra (1930). Sedangkan menurut S.Wojowasito (1984) bahwa kata badhut sudah dikenal oleh masyarakat jawa timur sejak tahun 760 masehi di masa kerajaan Kanjuruhan Malang dengan rajanya Gajayana, seorang seniman tari yang meninggalkan kenangan berupa candi Badhut.

Ludruk tidak terbentuk begitu saja, tetapi mengalami metamorfosa yang cukup panjang. Kita tidak punya data yang memadai untuk merekonstruksi waktu yang demikian lama, tetapi saudara hendricus Supriyanto mencoba menetapkan berdasarkan nara sumber yang masih hidup sampai tahun 1988, bahwa ludruk sebagai teater rakyat dimulai tahun 1907, oleh pak Santik dari desa Ceweng, Kecamatan Goda kabupaten Jombang.

Bermula dari kesenian ngamen yang berisi syair syair dan tabuhan sederhana, pak Santik berteman dengan pak Pono dan Pak Amir berkeliling dari desa ke desa. Pak Pono mengenakan pakaian wanita dan wajahnya dirias coret coretan agar tampak lucu. Dari sinilah penonton melahirkan kata Wong Lorek.. Akibat variasi dalam bahasa maka kata lorek berubah menjadi kata Lerok..

Periode Lerok Besud (1920 . 1930)

Kesenian yang berasal dari ngamen tersebut mendapat sambutan penonton.Dalam perkembangannya yang sering diundang untuk mengisi acara pesta pernikahan dan pesta rakyat yang lain.

Pertunjukkan selanjutnya ada perubahan terutama pada acara yang disuguhkan. Pada awal acara diadakan upacara persembahan. Persembahan itu berupa penghormatan ke empat arah angin atau empat kiblat, kemudian baru diadakan pertunjukkan. Pemain utama memakai topi merah Turki, tanpa atau memakai baju putih lengan panjang dan celana stelan warna hitam. Dari sini berkembalah akronim Mbekta maksud arinya membawa maksud, yang akhirnya
mengubah sebutan lerok menjadi lerok besutan.

Periode Lerok dan Ludruk (1930-1945)

Periode lerok besut tumbuh subur pada 1920-1930, setelah masa itu banyak bermunculan ludruk di daerah jawa timur. Istilah ludruk sendiri lebih banyak ditentukan oleh masyarakat yang telah memecah istilah lerok. Nama lerok dan ludruk terus berdampingan sejak kemunculan sampai tahun 1955, selanjutnya masyarakat dan seniman pendukungnya cenderung memilih ludruk.

Sezaman dengan masa perjuangan dr Soetomo di bidang politik yang mendirikan Partai Indonesia raya, pada tahun 1933 cak Durasim mendirikan Ludruk Oraganizatie (LO). Ludruk inilah yang merintis pementasan ludruk berlakon dan amat terkenal keberaniannya dalam mengkritik pemerintahan baik Belanda maupun Jepang.

Ludruk pada masa ini berfungsi sebagai hiburan dan alat penerangan kepada rakyat, oleh pemain pemain ludruk digunakan untuk menyampaikan pesan pesan persiapan Kemerdekaan, dengan puncaknya peristiwa akibat kidungan Jula Juli yang menjadi legenda di seluruh grup Ludruk di Indonesia yaitu :

"Bekupon Omahe Doro, Melok Nipon Soyo Sengsoro.....cak Durasim dan kawan kawan ditangkap dan dipenjara oleh Jepang"

Periode Ludruk Kemerdekaan (1945-1965)

Ludruk pada masa ini berfungsi sebagai hiburan dan alat penerangan kepada rakyat, untuk menyampaikan pesan pesan pembangunan. Pada masa in Ludruk yang terkenal adalah Marhaen. milik .Partai Komunis Indonesia.. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika PKI saat itu dengan mudah mempengaruhi rakyat, dimana ludruk digunakan sebagai corong PKI untuk melakukan penggalangan masa untuk tujuan pembrontakan. Peristiwa madiun1948 dan G-30 S 1965 merupakan puncak kemunafikan PKI.

Ludruk benar benar mendapatkan tempat di rakyat Jawa Timur. Ada dua grup ludruk yang sangat terkenal yaitu : Ludruk Marhaen dan Ludruk tresna Enggal.

Ludruk Marhaen pernah main di Istana negara sampai 16 kali , hal ini menunjukkan betapa dekatnya para seniman ludruk dengan para pengambil keputusan di negeri ini. Ludruk ini juga berkesempatan menghibur para pejuang untuk merebut kembali irian Jaya, TRIKORA II B yang memperoleh penghargaan dari panglima Mandala (Soeharto). Ludruk ini lebih condong ke kiri.. sehingga ketika terjadi peristiwa G 30 S PKI Ludruk ini bubar.

Periode Ludruk Pasca G 30 S PKI ( 1965 . saat ini)

Peristiwa G30S PKI benar benar memperak perandakan grup grup Ludruk terutama yang berafiliasi kepada Lembaga Kebudayaan Rakyat milik PKI. Terjadi kevakuman antara 1965-1968. Sesudah itu muncullah kebijaksanaan baru menyangkut grup grup ludruk di Jawa Timur.

Peleburan ludruk dikoordinir oleh Angkatan Bersenjata dalam hal ini DAM VIII Brawijaya proses peleburan ini terjadi antara tahun 1968-1970

1. Eks-Ludruk marhaen di Surabaya dilebur menjadi ludruk Wijaya Kusuma unit I
2. Eks-Ludruk Anogara Malang dilebur menjadi Ludruk Wijaya Kusuma Unit II
3. Eks-Ludruk Uril A Malang dilebur menjadi Ludruk Wijaya Kusuma unitIII, dibina Korem 083 Baladika Jaya Malang
4. Eks-Ludruk Tresna Enggal Surabaya dilebur menjadi ludruk Wijaya Kusuma unit IV
5. Eks-Ludruk kartika di Kediri dilebur menjadi Ludruk Kusuma unit V

Diberbagai daerah ludruk-ludruk dibina oleh ABRI, sampai tahun 1975.Sesudah itu mereka kembali ke grup seniman ludruk yang independen hingga kini. Dengan pengalaman pahit yang pernah dirasakan akibat kesenian ini, Ludruk lama tidak muncul kepermukaan sebagai sosok Kesenian yang menyeluruh. Pada masa ini ludruk benar benar menjadi alat hiburan. Sehingga generasi muda yang tidak mendalami sejarah akan mengenal ludruk sebagai grup sandiwara Lawak. Setiap orang Jawa timur khususnya Surabaya, pasti mengenal Markeso, Kartolo dkk.Coba perhatian bagaimana mereka bermain Ludruk. Sampai saat ini hanya beberapa kalangan saja yang mengetahui. Binatang apakah ludruk itu? .. Ibarat mobil, semua tergantung sopirnya, kalau sopirnya lurus ya lurus jalannya, tapi kalau sopirnya menyeleweng , ngantuk dsb ,kita dapat melihat dan menduga keadaaan yang akan terjadi.

Museum Etnobotani Bogor



Istilah Etnobotani diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1895 oleh seorang Antropologi Amerika bernama Harshberger yang mencakup pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan makanan, pakaian, bangunan, pekakas, obat-obatan dan sesaji dalam upacara adat dan lain-lain. Etnobotani secara etimologi berasal dari kata “etno” yang berarti bangsa dan “botani” ilmu yang mempelajari tumbuh-tumbuhan. Jadi, Etnobotani adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan oleh suku/bangsa tertentu atau penduduk asli untuk kepentingan hidup sehari-hari.


Sejarah Museum Etnobotani Indonesia

Gagasan untuk mendirikan Museum Etnobotani (MEI) mula-mula dicetuskan oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) sekarang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bertepatan dengan peletakan batu pertama pembangunan Herbarium Bogoriense pada tahun 1962. Gagasan tersebut dimantapkan kembali ketika Dr. Setiaji Sastrapraja yang menjabat sebagai Direktur Lembaga Biologi Nasional (LBN) pada tahun 1975 mengadakan pertemuan dengan para tokoh permuseuman, ahli ilmu sosial, kemasrakatan dan antrofologi serta pakar-pakar botani.
Koleksi aretefakta dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia oleh para peneliti yang khususnya dari Lembaga Biologi Nasional atau Puslit Biologi sekarang. Setelah melalui proses yang panjang, Museum Etnobotani terwujud dan diresmikan oleh Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 18 Mei 1982 yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kebun Raya Indonesia di Bogor yang ke 165.

Lokasi ruang pameran sebelum diisi dengan koleksi/artefak sekarang adalah ruangan koleksi batu mineral yang sekarang berada di Museum Geologi Bandung. Letak ruang pameran Museum Etnobotani Indonesia berada di Lantai Dasar Gedung Herbarium Bogoriense atau Bidang Botani Puslit Biologi sekarang. Lokasi cukup strategis karena berada di tengah kota Bogor dan berdekatan dengan Kebun Raya Indonesia Bogor. Hingga sekarang obyek wisata ilmiah Museum Etnobotani Indonesia ini dikelola oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor.

Museum Etnobotani Indonesia merupakan salah satu obyek wisata ilmiah, karena didalamnya memberikan informasi pengetahuan tentang bagaimana tumbuhan atau sumber daya nabati terdapat hubungan/kaitan dengan suku-suku bangsa di Indonesia terutama untuk pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.



Jl. Ir. H. Juanda 22-24
Bogor, Jawa Barat
Telp: 0251-321040, 0251-321041

Jam Kunjungan:
Senin-Kamis 08.00-16.00
Jumat 08.00-11.00 dan 13.00-16.00

 
Powered by Blogger